Khutbah Pertama
اَلْحَمْدُ للهِ، وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى رَسُوْلِ اللهِ، وَمَوْلَنَا مُحَمَّدِ بْنِ عَبْدِ اللهِ، وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَهُ وَمَوَّالَهُ، أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ لاَ نَبِيَّ بَعْدَهُ.
اللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ دَعَا بِدَعْوَتِهِ اِلىَ يَوْمِ الدِّيْنِ. أَمَّا بَعْدُ، فَيَا عِبَادَ اللهِ اُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِي بِتَقْوَى اللهِ وَطَاعَتِهِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ.
وَقَالَ اللهُ تَعَالَى فِي اْلقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَهُوَ أَصْدَقُ الْقَائِلِيْنَ، أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ، بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ :يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا اتَّقُوْا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوتُنَّ إِلاَّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ (آل عمران: 102).
وَقَالَ فِي أَيَةٍ أُخْرَى : كُلُّ نَفْسٍ ذَائِقَةُ الْمَوْتِ وَإِنَّمَا تُوَفَّوْنَ أُجُورَكُمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ فَمَنْ زُحْزِحَ عَنِ النَّارِ وَأُدْخِلَ الْجَنَّةَ فَقَدْ فَازَ وَمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا إِلَّا مَتَاعُ الْغُرُورِ (آل عمران : 185).
Hadirin rohimakumulloh
Puji syukur Mariah kita panjatkan kehadirat Alloh Swt yang telah memberikan kita kekuatan keimanan, ketaqwaan dan kesehatan. Sholawat dan salam semoga tetap tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW, kepada keluarganya, shohabatnya dan kepada semua pengikutnya yang setia sampai akhir zaman.
Pada saat ini sampailah kita kepada hari yang dimuliakan oleh Allah SWT yang disebut sebagai “Sayyidul Ayyam (induk dari segala hari)”, Allah SWT masih memberikan umur panjang sampai saat ini. Allah Swt juga telah memberikan nikmat sehat serta nikmat istiqamah di dalam hati kita. Sehingga dengan nikmat tersebut, ringan melangkahkan kaki menyambut seruan azan, datang memenuhi panggilan Allah, menunaikan shalat fardhu pada hari yang mulia ini.
Untuk itu kita bersyukur kepada Allah dengan memperbanyak mengucapkan hamdalah (Alhamdulillahi Robbil ‘Alamin). Bersyukur dengan perbuatan, senantiasa istiqamah melaksanakan segala perintah Allah, dan menjauhi segala larangan-Nya.
Selanjutnya, shalawat mari kita bacakan untuk Nabi Muhammad SAW. Mudah-mudahan dengan memperbanyak shalawat, dalam kehidupan kita diberikan istiqamah, dan di akhir hayat ditutup dengan husnul khatimah, dan ketika menghadap Allah SWT mendapatkan syafaatnya, insya Allah. Amin.
Hadirin rohimakumulloh
Marilah kita tingkatkan ketaqwaan kepada Allah kapan dan dimanapun berada, karena kita tidak tahu kapan ajal menjemput. Ketika ajal menjelang, nafas sudah di tenggorokan, maka tidak akan berguna lagi harta dan kedudukan, tidak berguna lagi taubat dan penyesalan.
Hadirin rohimakumulloh
Alhamdulillah, pada hari selasa kita ada dalam penghujung hari terakhir bulan Zulhijjah 1444 Hijriyah. Insyaalloh kita diberikan Allah SWT kesempatan untuk memasuki hari-hari awal di bulan Muharram 1445 Hijriyah.
Mari kita renungkan, apa arti dan pelajaran yang dapat kita ambil dari kesempatan hidup yang Allah berikan, sehingga dapat menghirup udara segar awal Muharram 1445 Hijriah ini?
Hadirin rohimakumulloh
Pelajaran terbesar yang kita dapatkan ialah, bahwa Allah masih memberikan kesempatan kepada kita melakukan muhasabatun nafsi (introspeksi diri) secara total. Berupa keimanan, keislaman, ibadah, akhlak mulia, pergaulan, ilmu, kewajiban, tanggung jawab, manajemen waktu, life style (gaya hidup), dan semua hal yang terkait dengan kehidupan kita selama setahun sebelumnya, tahun 1445 Hijriyah.
Hadirin rohimakumulloh
Sesungguhnya muhasabatun nafsi adalah kunci utama dalam kehidupan. Kita dapat mengetahui kelemahan dan kelebihan pada waktu yang lalu, perbaikan hari ini dan persiapan serta perencanaan waktu yang akan datang.
Dengan muhasabatun nafsi, kita mampu menutupi kelemahan masa lalu dan meningkatkan kualitas diri pada hari ini dan masa yang akan datang. Hidup kita akan berkembang terus menuju ke arah yang benar dan lurus.
Dengan muhasabatun nafsi, kita dapat mengetahui hakikat dan persoalan diri secara pasti, amal yang di lakukan dan bertambahnya kapasitas diri serta bekal menuju perjalanan akhirat yang amat panjang dan pasti.
Muhasabatun nafsi adalah kekayaan yang harus kita miliki, karena sangat penting dalam menjalankan kehidupan ini. Karena itulah, Khalifah Umar ra. Berkata:
حَاسِبُوْا أَنْفُوْسَكُمْ قَبْلَ أَنْ تُحَاسَبُوْا
(Hisablah, hitung-hitunglah diri kamu sebelum kamu dihisab oleh Allah SWT.)
وَزِنُوْاهَا قَبْلَ أَنْ تُزَانُوْا
(Timbang-timbang amal kamu sebelum amal kamu ditimbang oleh Allah SWT.)
Hadirin rohimakumulloh
Mari kita bersiap menghadapi suatu hari di mana semua manusia akan dikumpulkan di padang mahsyar kelak. Di sana Allah akan meminta pertanggungjawaban terhadap semua yang kita imani, yakini, ucapkan dan yang kita lalukan secara detil dan rinci, tak sedikit pun yang terlupakan. Jika baik, Allah akan berikan dengan balasan yang baik, dan jika nilainya buruk, maka Allah juga akan memberikan balasan yang buruk.
Hadirin rohimakumulloh
Ada tiga perkara yang perlu kita hisab, hitung-hitung dalam kehidupan ini:
Yang pertama, masalah Dien (Agama), yakni Al-Islam. Pertanyaan berikut ini pantas kita arahkan pada diri : Sudah sejauh mana kita memahami dan mengamalkan ajaran agama ? Sejauh mana kita memahami dan mengamalkan Al-Qur’an dan sunnah Rasul SAW, sebagai sumber utama ajaran agama ?
Hadirin rohimakumulloh
Terkait masalah Dien ini, kita harus selalu menanamkan dalam diri spirit dan semangat belajar. Karena Dienul Islam itu adalah ilmu, sedangkan ilmu tidak akan didapat kecuali dengan belajar dan mempelajarinya. Para ulama telah merumuskan ilmu Islam itu dengan rumusan yang sangat ilmiah, detil dan sangat sistematis sehingga kita mudah memahami dan mengamalkannya. Secara umum, ilmu terkait dengan Islam yang harus di pelajari dan amalkan mencakup iman, ’aqidah, ibadah, akhlak, mu’amalah, keluarga dan syari’ah.
Hadirin rohimakumulloh
Yang kedua, masalah dunia. Dalam masalah kehidupan dunia, ada 3 hal yang perlu kita hisab:
Pertama, bagaimana kita menyikapi kehidupan dunia ini? Apakah mencintainya dan kita jadikan ia menjadi tujuan hidup ? Ataukah berbagai fasilitas kehidupan ini, termasuk uang, rumah, kendaraan yang kita miliki, hanya sebagai sarana kehidupan dan tidak mencintainya melebihi cinta pada Allah dan Rasul-Nya? Ingat! Rasulullah mengajarkan kepada kita bahwa zuhud pada dunia adalah kunci mendapat cinta Allah.
Kedua, dari mana asal usul semua harta yang kita miliki? Apakah harta yang di miliki benar-benar berasal dari sumber yang halal dan tidak tercampur dengan yang haram seperti riba, menipu, mencuri dan syubhat (belum jelas halal atau haram). Harta yang haram dan syubhat menyebabkan hati sakit dan do’a tidak dikabulkan Allah. Pada akhirnya, di dunia kita kehilangan barokah hidup dan di akhirat akan dilemparkan Allah ke dalam neraka. Sebab itu, Allah dan Rasul-Nya menyuruh kita agar memakan, meminum dan memakai dari sumber yang halal dan dari jenis yang dihalalkan.
Ketiga, kemana membelanjakan dan manfaatkan harta yang Allah anugerahkan? Kendati harta yang kita dapatkan dengan cara yang halal dan jenisnya pun halal, bukan berarti kita dibolehkan semaunya dalam membelanjakan dan memanfaatkannya. Islam mengatur sistem belanja, distribusi dan pemanfaatan harta. Harta tersebut pada hakikatnya Allah titipkan kepada kita agar menjadi modal untuk kepentingan akhirat.
Sebab itu, Allah memotivasi kita agar harta yang Allah anugerahkan itu di infakkan, di belanjakan di jalan-Nya setelah di keluarkan kewajiban yang ada di dalamnya seperti zakat, nafkah, infaq, shadaqah, wasiat dan sebagainya.
Hadirin rohimakumulloh
Yang keempat, masalah akhirat yang akan menjadi tempat tinggal selamanya. Terkait masalah akhirat ini hanya ada dua kata: Ikhlaskan niat kita hanya karena Allah dalam semua kata dan amal shaleh sebanyak mungkin yang dapat di lakukan.
Untuk itu, hidup kita harus berorientasi akhirat dan jangan sampai lebih mencintai dunia ketimbang akhirat, karena dunia akan musnah, termasuk jasad sendiri, sedangkan akhirat adalah kekal abadi. Di samping itu, jadikanlah sukses akhirat sebagai standar kesuksesan yang hakiki.
Allah SWT menjelaskan:
كُلُّ نَفْسٍ ذَائِقَةُ الْمَوْتِ وَإِنَّمَا تُوَفَّوْنَ أُجُورَكُمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ فَمَنْ زُحْزِحَ عَنِ النَّارِ وَأُدْخِلَ الْجَنَّةَ فَقَدْ فَازَ وَمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا إِلَّا مَتَاعُ الْغُرُورِ (آل عمران : 185)
“Semua yang bernyawa pasti mati. Nanti pada hari kiamat (akhirat) akan disempurnakan pahala kalian. Siapa yang dijauhkan (pada hari itu) dari neraka dan dimasukkan ke dalam syurga, maka sungguh dialah yang sukses. Dan tidak adalah kehidupan dunia ini melainkan kenikmatan yang menipu”. (Ali-Imran: 185)
Hadirin rohimakumulloh
Mari kita syukuri nikmat umur yang telah Allah anugerahkan, sehingga dapat menghirup udara segar di bulan Muharram 1445 Hijriyah tahun ini dengan melakukan muhasabatun nafsi. Semoga Allah mudahkan kita dalam melakukan upaya meningkatkan kualitas dien, dunia dan akhirat dalam tahun 1445 Hijriah ini, dan semoga hidup kita tahun ini lebih baik dari tahun-tahun sebelumnya. Amin.
بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ، وَتَقَبَلَّ اللهُ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ، إِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ. فَاسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ.
Penulis Naskah Khutbah: Yudi Yansyah S.Pd.i (Penyuluh Agama Islam Kecamatan Bojong Genteng Kementerian Agama Kabupaten Sukabumi)
Editor: Pengelola Web SaifullahWiki.com.
Tags: #Tahun Baru Hijriyah #Tahun Hijriah #1 Muharram 1445 Hijriah #khutbah Tahun Baru Islam
Posting Komentar untuk "Khutbah Jum'at : Menyikapi Tahun Baru Islam 1445 H"